KABUPATEN TANGERANG,REDAKSI24.COM–Kabupaten Tangerang menjadi wilayah pertama dan satu-satunya di Indonesia yang berhasil menciptakan sanitasi sekolah. Hal tersebut diungkapkan Chief of WASH UNICEF Indonesia Kannan Nadar saat menghadiri City Sanitation Summit (CSS) XX di ICE BSD Tangerang, Kamis, (8/9/2022) lalu.
Dengan prestasi tersebut, Nandar pun secara khusus menyampaikan selamat kepada Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar atas kiprah dan keberhasilan mengawali program sanitasi di sekolah.
“Selamat kepada Pak Bupati Zaki, Kabupaten Tangerang ini juga adalah kabupaten/kota pertama di Indonesia yang telah mencapai SDGs untuk sanitasi sekolah,” ungkapnya.
Dalam sambutannya, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar menyampaikan bahwa pemahaman soal sanitasi merupakan hal penting yang harus ditanamkan sejak dini. Khususnya untuk di lingkungan sekolah.
Salah satu fasilitas yang menjadi perhatian adalah WC. Pasalnya, kondisi WC sekolah sangat memprihatinkan, maka dari itu pada 2013 pihaknya menjalankan program Sanitasi Berbasis Sekolah (Sanisek).
“WC itu kan tempat paling horor, selalu di belakang, di pojok, gelap, bau kotor, bahkan di beberapa sekolah tidak bisa dipakai sama sekali,” tuturnya.
Melihat pengalaman itu, pembangunan sanitasi di sekolah menjadi suatu kewajiban di Pemkab Tangerang. Apalagi, ketersediaan sarana dan prasarana sekolah juga menyangkut hak asasi manusia.
BACA JUGA: Sanitren Dan Sanisek Jadi Program Unggulan Kabupaten Tangerang
“Jadi anak-anak datang ke sekolah tidak datang dengan perasaaan tertekan. Akademis juga dicoba sederhanakan agar mereka senang untuk hadir,” ungkap Zaki.
Disampaikan bahwa hingga saat ini telah ada hampir 1.000 sekolah dari setiap jenjang mulai dari SD hingga SMA/SMK telah menjalankan program tersebut. Adapun, anggaran program yang disediakan sebesar Rp 20 miliar per tahun.
“Desainnya kebetulan kita dibantu oleh USAID-IUWASH, desainnya adalah lambang benteng karena sanitasi adalah benteng pertama untuk kesehatan,” tandasnya
Diketahui, SMPN 2 Curug Kabupaten Tangerang menjadi salah satu sekolah primadona bagi para peserta City Sanitation Summit (CSS) ke-20. Dua program yang dicanangkan Pemkab Tangerang di SMPN 2 Curug, Sanitasi Sekolah (Sanisek) dan juga Kurangi Sampah Sekolah Kita (Kurasaki) menuai pujian dan dinilai sebagai terobosan yang layak ditiru di daerah lain.
Kepala Sekolah SMPN 2 Curug, Cucu Sri Rahayu mengatakan, program Sanisek dan Kurasaki memiliki beberapa inovasi di antaranya Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) dan juga adanya bioseptiktank.
“Dalam program Sanisek, selain mengedepankan kebersihan sanitasi, kami berinovasi dengan adanya program Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM). Kami bekerja sama dengan UNICEF untuk mengedukasi kesehatan dan pengelolaan menstruasi pada anak-anak,” terangnya.
Sementara itu, melalui inovasi bioseptictank ini, Cucu mengatakan limbah toilet yang pada umumnya dikelola secara konvensional, di sekolah ini diolah dengan dimasukkan ke tangki besar dan diolah dan menghasilkan limbah yang aman bagi lingkungan. “Limbah yang dihasilkan nantinya seperti air namun tidak berbau, tidak berwarna. Setelah keluar kita tampung di sebuah kolam, lalu kita manfaatkan untuk memelihara ikan,” ujarnya.
BACA JUGA: Gebrak Pakumis Plus Segera Realisasikan Bedah Rumah
Sementara itu, penataan sanitasi dan lingkungan yang baik harus diawali dari proses edukasi dan memerlukan keterlibatan seluruh pihak. Kesuksesan penataan sanitasi di beberapa daerah, merujuk kepada kisah sukses para kepala daerah, juga memerlukan intervensi dari pemerintah.
Direktur Perumahan dan Kawasan Permukiman Bappenas, Tri Dewi Virgianti, mengatakan, diperlukan komitmen multipihak untuk mewujudkan sanitasi dan air minum bersih menjadi prioritas pembangunan di Indonesia.
“Sesuai arahan Wakil Presiden Republik Indonesia, komitmen multipihak ini meliputi; memperkuat kemauan mewujudkan sanitasi dan air minum bersih, melakukan pemantauan berbasis ekuitas, dan mencari alternatif pendanaan baru untuk sektor sanitasi, air minum, dan kebersihan,” ujar Virgianti pada acara City Sanitation Summit (CSS) XX tahun 2022, di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Kabupaten Tangerang.
Menurut dia, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan percepatan pencapaian akses sanitasi aman berkelanjutan dan berketahanan iklim. Bahaya iklim menimbulkan risiko untuk mengurangi atau membalikkan kemajuan dari buang air besar sembarangan (ODF) dan akses sanitasi.
Setiap daerah dituntut untuk mewujudkan beberapa hal yang berkaitan dengan sanitasi lingkungan di antaranya; masyarakat harus dapat menggunakan atau mengakses toilet, menghindari buang air besar sembarangan, dan menjauhkan anak-anak dari stres serta ketidaknyamanan dalam hidup.
Virgianti mengatakan, kebijakan dan strategi ketersediaan air minum dengan sanitasi saling berpengaruh satu sama lain. Karena itu, setiap daerah harus lebih sering mendiskusikan masalah ini untuk menggambarkan kondisi dan baseline sektor air minum dan sanitasi.(Adv)