KABUPATEN TANGERANG, REDAKSI24.CO.ID – Ratusan aktivis mahasiswa melakukan aksi unjukrasa di depan Gedung DPRD Kabupaten Tangerang, Banten. Aksi itu ditujukan kepada pimpinan DPRD terkait dugaan beredarnya dua surat usulan PJ Bupati Tangerang yang disampaikan ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Dalam orasinya Senin (28/8/2023), Ketua PC PMII Kabupaten Tangerang, Findo Alam Samsara mengatakan, pimpinan DPRD harus menjelaskan secara gamblang proses pengusulan nama calon Pj Bupati Tangerang.
Lanjutnya diketahui, ada dua surat usulan PJ Bupati Tangerang yang telah ditandatangani ketua DPRD. Kemudian susulan berita acara yang masuk ke Kemendagri pada tanggal 18 Agustus 2023 tanpa ada tanda tangan dari Ketua DPRD.
“Jadi ada dua surat yang di dalamnya terdapat usulan nama-nama calon Pj Bupati, dengan ada perbedaan dalam formasinya,” katanya.
Menurutnya, sikap pimpinan DPRD yang tidak mau bersuara terkait dengan beredarnya dua surat usulan PJ Bupati justru menciptakan opini liar di tengah masyarakat.
“Kami gak tahu mana yang asli dan surat palsu walaupun Kemendagri menyatakan sudah sampai tahap akhir,” ucapnya.
Unjukrasa itu pun sempat memanas, ketika terjadinya aksi saling dorong antara sejumlah mahasiswa dengan aparat kepolisian, hingga perwakilan DPRD berupaya negosiasi dengan para mahasiswa.
Namun, negosiasi tidak menemui titik terang, lantaran DPRD hanya mempersilahkan 15 orang perwakilan mahasiswa untuk masuk, sedangkan pendemo menginginkan seluruh massa aksi yang berjumlah sekitar 50 orang.
BACA JUGA: Aktivis Minta DPRD Jelaskan Rekam Jejak 3 Calon PJ Bupati Tangerang ke Publik
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tangerang, Adi Tiya Wijaya mengaku telah berupaya mengajak para mahasiswa untuk bisa duduk bersama, terkait persoalan yang menjadi tuntutan mereka.
“Kami sudah menyampaikan duduk bersama, di forum ruang rapat gabungan ini, tapi kalau 50 orang yang masuk tempatnya gak cukup,” terangnya.
Kendati demikian, Adit menyatakan pimpinan DPRD akan segera memberikan penjelasan secara terbuka terkait tuntutan dari masa aksi.
“Pasti kami jelaskan, kami tidak akan lari, kami selalu stay sampai jam kerja kami yaitu jam 4 (16.00 WIB),” tandasnya.(Der/Dif)