KABUPATEN TANGERANG, REDAKSI24.CO.ID – Petani di Kabupaten Tangerang, Banten kondisinya kian memprihatinkan. Mereka kerap mengalami gagal panen hingga rugi ratusan juta rupiah.
Para petani bahkan menyebut selama 1 dasawarsa belakangan ini merupakan kondisi paling buruk yang pernah terjadi dalam bidang pertanian di Kabupaten Tangerang.
Penilaian itu diungkapkan Kepala Desa (Kades) Jengkol, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Mohamad Kodrat Gandi yang intens mengikuti perkembangan pertanian di desanya.
BACA JUGA: Dirut Perumda Pasar NKR Kabupaten Tangerang Dilaporkan ke Polda Banten
Gandi mengatakan, permasalahan yang kerap dihadapi petani hingga kini ialah belum teraturnya aliran irigasi. Pintu air yang membagi air ke persawahan di kecamatan itu, kata dia, kondisinya rusak tidak berfungsi.
Sehingga, distribusi aliran air dari irigasi tidak merata. Akibatnya, kata dia, para petani saling rebutan buka tutup pintu air.
“Karena pintu air sudah jebol air berhamburan dan petani rebutan buka tutup air,” katanya, Kamis (18/1/2024).
Gandi menuturkan sampai saat ini kondisi itu belum juga terselesaikan. Alasannya, irigasi tersebut kewenangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten.
BACA JUGA: Disdukcapil Pastikan Stok Blangko KTP di Kabupaten Tangerang Aman
Informasi terakhir, katanya, Pemkab Tangerang sudah menyampaikan kondisi irigasi kepada Pempprov Banten. Namun hingga kini belum ada tindakan.
“Sudah berkali-kali bicara dengan Pemkab Tangerang, tapi gak ada aksi nyata,” katanya.
Gandi mengungkapkan akibat pembiaran itu, banyak petani mengalami gagal panen dan rugi hingga ratusan juta rupiah.
“Kemarin kemarau gak ada air. Sekarang air ada tapi alirannya gak beraturan,” keluhnya.
Gandi meminta penanganan khusus dari Pemkab Tangerang maupun Pemprov Banten untuk memperbaiki kondisi pertanian yang selama 10 tahun produksinya kian merosot.
BACA JUGA: PJ Bupati Tangerang Dibilang Cuma Bisa Hadiri Acara Seremoni, Tanpa Mau Tahu Kebutuhan Masyarakat
“Pemkab Tangerang harus fokus, dulu Belanda bisa loh bangun irigasi, jembatan, masa sekarang gak bisa,” kecamnya.
Petani di Desa Kubang, Kecamatan Sukamulya, Bian mengakui banyak petani di desanya mengalami kerugian hampir ratusan juta akibat irigasi yang tidak berfungsi.
“Kekeringan sudah terjadi hampir sepuluh tahun akibat saluran air gak berfungsi,” ungkapnya seraya berharap pemimpin Kabupaten Tangerang yang baru nantinya bisa lebih memprioritaskan infrastruktur pertanian.
“Karena selama sepuluh tahun kepemimpinan Zaki (Bupati Tangerang dua periode) kurang memperhatikan petani,” kritik Bian.(Deri/Dif)