KOTA TANGSEL, REDAKSI24.CO.ID – Peran kader kesehatan sangat sentral dalam upaya menanggulangi angka stunting di Kota Tangerang Selatan.
Hal itu dikatakan Wakil Walikota Tangsel Pilar Saga Ichsan saat memberikan pembinaan dan penguatan kader stunting se-Kelurahan Rempoa, Rabu (11/09/2024).
“Jadi peran serta ibu-ibu kader ini sangat penting. Bagaimana seorang kader bisa memberikan pelayanan terbaik di masyarakat, supaya anak-anak kita tidak ada lagi disebut stunting,”katanya.
Pilar menekankan upaya-upaya penurunan stunting harus dilakukan secara konsisten di masyarakat. Tentunya, berkolaborasi bersama Dinas dan tenaga kesehatan lainnya.
“Ujung tombak penanganan stunting ini ada ibu-ibu sekalian tentunya bersama dengan Dinas Kesehatan, lalu tenaga kesehatan puskesmas. Tetapi, ada peran ibu-ibu mulai dari pos gizi,” ujarnya.
Oleh karenanya, Pilar mengimbau untuk aktif melihat ibu hamil di lingkungan masyarakat terutama memastikan gizi yang dikonsumsi sesuai sehingga mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang sehat.
“Gini ibu-ibu bicara gizi buruk bukan hanya soal makan saja. Bisa saja rumahnya yang tidak layak huni, lalu sanitasi rumah, itu juga pengaruh. Tentunya lewat upaya yang dilakukan diharapkan angka stunting di Tangsel bisa semakin turun, bahkan tidak ada,”ungkapnya.
Diketahui, angka balita penderita stunting di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tergolong tinggi. Hal tersebut berdasarkan data yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kota Tangsel.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel, Allin Hendalin menyebutkan dari 121.965 balita yang ada di wilayah tersebut, 0,7 persen mengalami stunting.
“Dari jumlah balita yang ada di Tangsel, 0,7 persennya mengalami stunting. Jadi sekitar lebih kurang 890 anak ya,” katanya, Sabtu, 24 Agustus 2024.
Allin menjelaskan, jumlah tersebut keluar setelah pihaknya melakukan survei status gizi pada balita yang dilakukan tahun 2024 ini.
“Jumlah tersebut berdasarkan survei kami dengan sample 790 balita dengan hasil 9,5 persen menderita stunting,” jelasnya. (Red)