Scroll untuk baca artikel
Umum

Nelayan Pantura Merasa Diadu Domba Dengan Pengembang

Avatar photo
×

Nelayan Pantura Merasa Diadu Domba Dengan Pengembang

Sebarkan artikel ini
Nelayan Pantura Merasa Diadu Domba Dengan Pengembang

KABUPATEN TANGERANG,REDAKSI24.CO.ID–, Sejumlah nelayan kecewa dengan adanya kritikan Mantan Sekretaris BUMN, Muhammad Said Didu mengenai pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dilakukan oleh Pantai Indah Kapuk (PIK 2). Dalam videonya Said Didu seolah memframing jika para nelayan telah dilarang untuk mengais rezeki oleh pihak pengembang. Mereka pun merasa jika apa yang dilakukan Said Didu seolah mengadu domba para nelayan dengan pihak pengembang.

“Sampai saat ini saya tidak pernah mendapatkan larangan dari pihak pengembang saat hendak melaut,”ujar Mugeni salah seorang nelayan asal Desa Kohod Pakuhaji, Kabupaten Tangerang  saat ditemui wartawan, Minggu (21/7/2024).

Advertising
Scroll kebawah untuk Baca Berita

BACA JUGA: LPK di PIK 2 Serap Ribuan Tenaga Kerja di Kabupaten Tangerang

Bahkan pria yang mengaku telah 20 tahun menjadi nelayan ini mengaku senang dengan adanya pengembang yang datang berinvestasi di wilayahnya. Karena walaupun lahan milik dirinya dan keluarga terkena proyek namun dirinya mendapatkan penggantian uang gusuran yang layak.

“Saya justru saat ini sedang mengharapkan kapan relokasi dilakukan, karena saya melihat warga kampung muara kini rumahnya bagus-bagus dan lingkungannya lebih tertata layaknya komplek perumahan,” ujarnya.

Hal yang sama juga diutarakan Marsudi, nelayan Kohod lainnya. pria sehari-hari mengajar ngaji ini dan dipanggil ustadz ini mengaku walaupun ada proyek pengembangan namun dirinya masih tetap menjalankan profesinya sebagai nelayan. Menurut Masrudi dirinya bisa masih bebas melaut bahkan di sekitar pembangunan PIK 2.     

BACA JUGA: DBMSDA Kabupaten Tangerang Siapkan Jaringan Jalan Baru ke Kawasan PIK 2 

“Hingga saat ini saya masih mencari ikan, PIK 2 tidak pernah mematok laut untuk menghalangi kami untuk mencari ikan bahkan di sekitar pembangunan PIK 2,” jelas Masrudi.

Marsudi mengaku, dirinya beserta warga lainnya menjual lahan itu secara sukarela dengan harga sesuai kesepakatan bersama. Bahkan selain mendapatkan uang hasil penjualan dirinya beserta warga lainnya akan mendapatkan relokasi dari pihak PIK 2.

“Walaupun pastinya tetap ada saja yang protes masalah harga karena tidak sama semua, namun kan tentunya harga dibedakan dengan melihat kondisi bangunan, lokasi lahan termasuk kelengkapan surat kepemilikannya. Untuk pembayaran sudah tahap kedua dan sebentar lagi pelunasan. Kami juga tengah menunggu di lokasi mana kami akan direlokasi,” paparnya.

Marsudi mengaku dirinya sangat senang dengan adanya investor yang datang untuk membangun wilayah Pantura. Pasalnya menurut Masrudi dirinya dengan adanya pembangunan tentunya akan membuka peluang bagi anak cucunya untuk bekerja di berbagai sektor pekerjaan tidak hanya menjadi nelayan.

BACA JUGA: Karang Taruna Apresiasi Program Beasiswa Sarjana PIK 2

“Saya pribadi tidak ingin lagi ada anak cucu saya bertaruh nyawa di laut dengan jadi nelayan. Mudah-mudahan adanya pembangunan anak cucu saya bisa bekerja di berbagai profesi lainnya,” harap pria beranak 3 ini.

Diketahui sebelumnya, di video berdurasi 2 menit 80 detik, Manten Sekretaris BUMN, Muhammad Said Didu mengkritik mengenai pembebasan lahan dalam pengembangan kawasan mega PSN  di PIK 2.

Walau mengaku belum melihat langsung site plan pengembangan PIK 2, namun mantan Sekretaris Kementerian BUMN tahun 2025-2010 ini mengatakan pola pembebasan lahan proyek di sepanjang pantai utara Tangerang dinilai dilakukan secara sporadis dan sembunyi-sembunyi.

Menurut Said Didu banyak warga khususnya nelayan terusir karena laut telah dipatok serta dipaksa menjual tanahnya dengan harga murah. (Hen)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *