KOTA TANGERANG, REDAKSI24,CO.ID– Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang kembali menggelar Festival Budaya Kota Tangerang tahun 2023, dari tanggal 10 – 12 November 2023 di Taman Elektrik, depan Pusat Pemerintahan kota Tangerang, Jalan Satria Sudirman, Kota Tangerang, Banten.
Kegiatan tersebut digelar sebagai wadah untuk terus melestarikan keanekaragaman budaya di daerah yang bermotto Akhlakul Karimah itu.
Wakil Wali Kota Tangerang, Sachrudin, secara langsung membuka kegiatan yang telah menjadi agenda rutin tahunan Kota Tangerang sejak tahun 2017, dengan diisi berbagai kegiatan mulai dari pagelaran seni budaya, kirab budaya, lomba tumpengan dan lomba qasidah tingkat nasional hingga bazar UMKM.
“Kota Tangerang dianugerahi keragaman budaya dengan akar sejarah yang kuat, sehingga perlu dipertahankan dan diwariskan kepada generasi penerus,” ujar wakil Wali Kota, Jumat (10/11/2023) malam.
BACA JUGA: Polresta Tangerang Gelar Gebyar Hari Bhayangkara 77
Dengan rutin digelarnya Festival Budaya, lanjut Sachrudin, akan menjadi sarana bagi generasi muda untuk dapat semakin mengenal dan akhirnya merasa bangga dengan keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh Kota Tangerang.
“Jadi, masyarakat bisa datang dan menyaksikan berbagai acara yang akan hadir di Festival Budaya 2023 ini,” kata Sachrudin.
Berdasarkan pemantauan di lokasi, Festival Budaya 2023, yang menampilkan band musik lokal dan ibukota seperti Samsaka dan Letto itu tampak sepi penonton karena diguyur hujan.
BACA JUGA: INAKA Tetapkan Bandara Soekarno Hatta Jadi Bandara Terbaik di Lingkungan PT AP II
Para penonton hanya terlihat di barisan bagian depan pentas di Jalan Satria Sudirman. Sementara di sisi kiri dan kanan Taman Elektrik
hanya tampak tenda-tenda yang diisi oleh UMKM untuk memasarkan produk-produknya.
“Tidak seperti biasanya, kali ini Festival Budaya sangat sepi, selain karena hujan, mungkin karena pelaksanaanya berbarengan dengan pembukaan sepakbola piala dunia U-17,” kata Febi, salah seorang penonton Festival Budaya.
Kemungkinan besar, tambahnya masyarakat memilih tinggal di rumah untuk nonton sepak bola di televisi, sehingga acara Festival ini kalahkan dengan kelangsungan pertandingan sepakbola bergengsi itu..
Senada pula dengan Helmi, penonton Festival Budaya lainnya. Ia mengatakan festival itu kalah dengan pembukaan sepakbola dunia yang ditayangkan di televisi, karena sosialisasi-pun sangat minim, sehingga masyarakat banyak yang tidak tahu akan dilaksanakannya Festival Budaya tersebut.
“Saya tahu ada pelaksanaan festival ini karena kebetulan lewat di sekitar lokasi,” kata pemuda yang tinggal di Perumnas Karawaci itu, (Han)