KABUPATEN TANGERANG, REDAKSI24.CO.ID – Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Niaga Kerta Raharja (NKR) menyatakan akan terus melanjutkan rencana revitalisasi Pasar Kutabumi Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten.
Pernyataan tersebut ditegaskan Direktur Utama Perumda Pasar NKR, Finny Widiyanti menyusul adanya aksi penolakan pedagang terhadap recana revitalisasi pasar tradisional tersebut.
Finny Widiyanti mengatakan proses tahapan revitalisasi Pasar Kutabumi sudah dilakukan sesuai prosedur yang diamanahkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang.
BACA JUGA: Bupati Tangerang Didemo Pedagang Pasar Kutabumi
Sebelum memutuskan merevitalisasi, lanjut Finny, pihaknya sudah melakukan studi kelayakan, ekspos atau mengundang pihak terkait, presentasi pihak pengembang dan beauty contest.
“Dari situ PT SNN (Sarana Niaga Nusantara) terpilih sebagai pengembang. Kalau bicara revitalisasi, pro kontra sudah biasa,” katanya kepada wartawan Minggu (30/7/2023).
Finny menyatakan, revitalisasi hal yang mutlak. Menurutnya, bukan hanya bicara target, namun ada sejumlah masukan dari Pemkab Tangerang berkaitan dengan komplain masyarakat terkait kondisi Pasar Kutabumi.
BACA JUGA: Curhat ke Dewan, Pedagang Pasar Mauk Tangerang Keluhkan Harga Kios Mahal
“Contohnya aja banjir, macet, belum lagi kalau ada bongkar muat, nah ternyata titik masalah itu berada di Pasar Kutabumi,” jelasnya.
Direktur Operasional (Dirop) Perumda Pasar NKR, Ashari Asmat menepis sejumlah isu negatif dari para pedagang yang menolak revitalisasi, seperti adanya intimidasi dengan memakai jasa preman hingga terkait data yang tidak sesuai dengan fakta.
“Tidak boleh ada premanisme, kadang perspektif berbeda, kami pakai petugas keamanan malah dibilang preman,” ucapnya.
BACA JUGA: Dewan Gelar Hearing Terkait Pro Kontra Revitalisasi Pasar Kutabumi Tangerang
Sementara itu, General Manager PT SNN William mengungkap, revitalisasi Pasar Kutabumi dimulai 23-24 Agustus 2023 dan ditergetkan selesai pada Februari 2025 mendatang.
“Konsepnya modern berstandar nasional Indonesia, namun masih dengan sistem tradisional,” tandasnya.(Der/Dif)
