KABUPATEN TANGERANG, REDAKSI24.CO.ID — Kebijakan brutal Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia terkait distribusi LPG 3 kg telah mengorbankan nyawa rakyat kecil. Bukan hanya menciptakan kelangkaan parah, kebijakan ini juga memicu antrean panjang, bentrokan antarwarga, hingga menelan korban jiwa.
Sekretaris Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Tangerang, Aziz Patiwara mengatakan ini bukan sekadar kegagalan birokrasi. Ini adalah bukti nyata bagaimana kebijakan pemerintah bisa menjadi alat penindasan yang membunuh rakyat secara perlahan.
“Ini bukan sekadar kesalahan teknis. Ini kejahatan kebijakan! Presiden Prabowo harus segera bertindak,” katanya, Kamis (6/2/2025).
Lanjutnya, Pemerintah seharusnya hadir memberi solusi, bukannya malah menciptakan masalah baru yang memperparah penderitaan rakyat. Akibat kebijakan ‘Sinting’ tersebut warga terpaksa berebut gas bersubsidi yang seharusnya menjadi hak mereka.
“Terjadinya antrean panjang, cekcok di pangkalan, dan konflik horizontal diberbagai wilayah Banten menunjukkan bagaimana kebijakan ini merusak tatanan sosial,” ucapnya.
Aziz menilai, kebijakan Menteri ESDM ini adalah bukti nyata bagaimana negara gagal melindungi rakyatnya. Pemerintah justru lebih sibuk menjaga citra politik ketimbang memastikan kebutuhan dasar rakyat terpenuhi.
Namun, bagi rakyat yang sudah kehilangan nyawa dan harapan, pernyataan saja tidak cukup. Mereka menuntut perubahan nyata dan itu dimulai dengan mencopot Menteri ESDM yang telah gagal total. “Jika Prabowo tidak berani pecat Bahlil, maka pemerintah sama saja melegalkan kebijakan yang membunuh rakyat. Jangan tunggu korban bertambah!” tandasnya.
(Der)