KABUPATEN TANGERANG, REDAKSI24.CO.ID – Indeks Perkembangan Harga (IPH) Kabupaten Tangerang pada minggu kedua Januari 2025 tercatat sebesar 4,13%, meski menurun sebesar 0,37% dibandingkan minggu pertama Januari 2025. Kenaikan harga komoditas utama seperti cabai rawit, cabai merah, dan telur masih menjadi penyumbang utama inflasi di wilayah ini.
Ketua Aliansi Mahasiswa Penegak Demokrasi (AMPD), Aziz Patiwara mendesak Penjabat (PJ) Bupati Tangerang, Andi Ony Prihartono untuk lebih responsif dalam menanggulangi inflasi yang terus meningkat. Meski stok bahan pokok di Kabupaten Tangerang masih relatif aman, terutama di kalangan pedagang pasar, agen, dan distributor.
Namun, posisi Kabupaten Tangerang yang berada di urutan 107 dari 360 kabupaten/kota lainnya dalam hal IPH ini menandakan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah. “Pemerintah Kabupaten Tangerang diharapkan dapat menanggapi situasi ini dengan langkah konkret, menurunkan inflasi dan menjaga kestabilan ekonomi,” kata Aziz, Jumat (17/1/2025).
Jangan sampai, kata Aziz, Kabupaten Tangerang, tertinggal jauh dari Kota Tangerang yang telah berhasil mencatatkan angka inflasi yang jauh lebih rendah. Diketahui, di akhir tahun 2024, Kota Tangerang menerima apresiasi dari Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian atas keberhasilannya mengendalikan inflasi, yang tercatat hanya 1,86%.
Lanjut Aziz, tidak hanya itu, Kabupaten Tangerang juga menghadapi badai PHK di sektor industri. Salah satu pabrik alas kaki terbesar, PT Victory Chinglu telah memutus hubungan kerja dengan 2.400 karyawannya. Total, hampir 4.000 pekerja dari berbagai pabrik di Kabupaten Tangerang kehilangan pekerjaan dalam beberapa bulan terakhir. “Kondisi ini semakin memperparah daya beli masyarakat dan menambah beban ekonomi lokal,” ujarnya.
Menurut Aziz gelombang PHK ini juga menggarisbawahi pentingnya langkah strategis seperti pelatihan ulang tenaga kerja (reskilling), insentif bagi UMKM, serta dukungan finansial bagi pekerja yang terdampak. Pemerintah Kabupaten Tangerang dituntut untuk tidak hanya mengatasi inflasi, tetapi juga menyusun rencana pemulihan ekonomi yang konkret.
“Jika tidak, kesenjangan antara Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang akan semakin lebar, meninggalkan ribuan warga terjebak dalam tekanan ekonomi yang kian berat,” tandasnya.
(Deri)