KABUPATEN TANGERANG, REDAKSI24.COM – Musim hujan telah datang. Bencana banjir pun mulai melanda. Bangunan liar (Bangli) di bantaran sungai kerap dituding menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir.
Karena itu, sebanyak 320 Bangli yang berdiri di sepanjang bantaran Sungai Bojong dan di pinggir ruas jalan raya dibongkar paksa aparatur Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (11/10/2022).
Camat Kosambi, Dadang Sudrajat mengakui, penertiban ratusan Bangli bertujuan untuk meminimalisir serta mencegah terjadinya banjir di musim penghujan. Selain itu, guna menciptakan lingkungan yang bersih dan asri.
Dikatakan Dadang, Bangli yang dibongkar paksa tersebar di 6 desa dan 1 kelurahan, diantaranya Desa Rawa Renggas, Rawa Burung, Jatimulya, Belimbing, Cengklong, Kosambi Timur, dan Kelurahan Kosambi Barat.
“Pembongkaran kami lakukan secara bersama Bahkan pemiliknya ikut membantu membongkar, karena sebelum pembongkaran, kami lakukan pendekatan edukasi terlebih dahulu kepada mereka,” kata Dadang.
BACA JUGA: Kepsek di Kabupaten Tangerang Tuntut Kenaikkan Tunjangan Penghasilan
Dadang mengungkap, pengerukan sampah dan lumpur, serta penertiban Bangli akan terus dilakukan sampai akhir Oktober 2022. Tujuannya agar Kosambi bisa terbebas dari banjir yang menjadi langganan setiap tahunnya.
“Ini sudah masuk minggu kedua pengerukan sampah, lumpur, dan penertiban Bangli,” ujarnya.
Dadang mengatakan, ntuk mengangkut sampah dan lumpur dari saluran air dan Kali Bojong, pihaknya bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang yang menerjunkan 10 armada truk dan 3 ekskavator.
“10 armada truk dari DLHK, UPT 9 dan kKecamatan serta 2 ekskavator dari CSR dan 1 ekskavator DLHK diturunkan untuk gotong royong ini,” imbuhnya.
Dadang menuturkan, lahan yang sebelumnya ditempati Bangli rencananya akan dijadikan sebagai lahan hijau. Untuk itu, ia mengimbau masyarakat menjaga kebersihan lingkungan, agar terbebas dari sampah, baik di sepanjang kali dan di bahu jalan.
Kepala Desa (Kades) Belimbing, Maskota menambahkan, para pedagang menyadari sepanjang Kali Bojong bukan lokasi untuk usaha atau berjualan. Sebab, selain membuat kumuh, Bangli mengancam keselamatan penghuninya sendiri.
“Bangli menimbulkan kemacetan lalu lintas dan menyebabkan penumpukan sampah di sungai akibat bangunan yang menjorok ke tengah sungai. Kami harap pemilik membongkar sendiri bangunannya tanpa harus dipaksa,” tandasnya. (Deri/Difa)