KOTA TANGSEL, REDAKSI24.CO.ID – Anggota Komisi IV DPRD Kota Tangsel, Alex Prabu angkat bicara soal tidak akan dilanjutkan kerjasama pembuangan sampah dari Kota Tangerang Selatan ke TPSA Cilowong di Kecamatan Taktakan, Kota Serang. Alex meminta Pemkot Tangsel untuk mencarikan solusi atau jalan keluar jika persoalan tersebut tak kunjung diselesaikan.
“Jika nantinya Kota Serang tidak melanjutkan kerjasama pembuangan sampah, Pemkot Tangsel harus segera mencari solusi jangka panjang untuk pengolahan sampah dan lebih baik B to B agar dapat kelola secara profesional,” katanya kepada Redaksi24.co.id, Selasa (12/9/2023).
Melihat kondisi ini, Alex mengharapkan Pemkot Tangsel membuat kajian teknis maupun nonteknis, jika nantinya ada solusi memindahkan sampah ke daerah lain.
“Apa gak kapok G to G, kerjasama ini sangat rawan oleh kepentingan politik. Jadi harus dikaji bener baik teknis maupun nonteknis,”tegasnya
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini juga mendesak Pemkot Tangsel melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang mengurusi masalah lintas sektoral untuk mempersiapkan segala sesuatu terkait kondisi yang dikhawatirkan terjadi tumpukan sampah di TPA Ciepucang.
“Pemkot melalui DLH harus mempersiapkan segala sesuatu jika persoalan pembuangan sampah ini tak diperpanjang lagi. Pastinya dikhawatirkan terjadi tumpukan sampah di TPA Ciepucang, nah itu harus dicarikan solusi atau jalan keluarnya,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Walikota Tangerang Selatan Benyamin Davnie enggan berkomentar soal tidak dilanjutkan kerjasama pembuangan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cilowong di Kecamatan Taktakan, Kota Serang. Dirinya pun menyatakan belum mendapatkan kabar tentang persoalan itu.
“Saya Belum dapat kabarnya,”kata Benyamin.
Diketahui, Ketua DPRD Kota Serang Budi Rustandi mengatakan DPRD Kota Serang tak mau melanjutkan kerja sama pembuangan sampah dari Kota Tangerang Selatan ke TPSA Cilowong di Kecamatan Taktakan, Kota Serang.
Budi melanjutkan, kerja sama pembuangan sampah dari Kota Tangsel ke Kota Serang banyak menimbulkan masalah dan protes dari warga.
Protes itu terjadi akibat bau busuk dari sampah yang dikirim, belum lagi sampah yang berjatuhan dari mobil truk sampah. Hal tersebut membuat banyak warga yang tidak nyaman.
“Enggak ada, enggak boleh (diperpanjang) sama saya, urus rumahnya aja enggak pernah bener. Kerja samanya habis 2023 tahun ini,” kata Budi Rustandi. (Red)