Scroll untuk baca artikel
PeristiwaUmum

Bau Busuk Sampah Ungkap Pungli di Pasar Sentiong Balaraja Tangerang

Avatar photo
×

Bau Busuk Sampah Ungkap Pungli di Pasar Sentiong Balaraja Tangerang

Sebarkan artikel ini
Bau Busuk Sampah Ungkap Pungli Pasar Sentiong Balaraja Tangerang
Tumpukan sampah yang berbau busuk menganggu kenyamanan ibadah di Masjid Pasar Sentiong Balaraja, Tangerang.

KABUPATEN TANGERANG, REDAKSI24.CO.ID – Seorang Ustadz bernama Yani terlibat cekcok dengan pria pelaku pungutan liar (Pungli) kepada Pedagang Kaki Lima (PKL) di Pasar Sentiong, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (10/5/2024) pagi.

Yani mengamuk kepada pelaku Pungli yang dikenal dengan panggilan Lotot lantaran tumpukan sampah Pasar Sentiong dibiarkan menumpuk hingga menimbulkan aroma busuk.

Advertising
Scroll kebawah untuk Baca Berita

Padahal, kata dia, setiap hari para pedagang dimintai iuran sampah sebesar Rp10 Ribu atau Rp500 ribu per bulan.

BACA JUGA: PMII Kabupaten Tangerang Diminta Jangan Cuma Tingkatkan Kuantitas

“Kami marah karena tumpukan sampah sudah bau busuk karena gak pernah diangkut,” kata Yani yang juga marbot masjid di lingkungan pasar tradisional tersebut.

Kepala Desa Tobat, Kecamatan Balaraja, Endang Suherman membenarkan adanya pungutan kepada PKL di Pasar Sentiong. “Benar, katanya iuran buat sampah,” ujarnya.

Endang menyebut iuran diperuntukan untuk kebersihan dan pengangkutan sampah di Pasar Sentiong, Balaraja yang dilakukan 2 minggu sekali.

Namun ia membantah adanya iuran sebesar Rp500ribu per bulan untuk penanganan sampah yang tidak diangkut selama tahunan.

“Dua Minggu sekali sampah diangkut, gak ada sampai bertahun-tahun. Dan gak ada Rp 500 ribu itu,” jelasnya.

BACA JUGA: Mahasiswa dan Pedagang Sebut PJ Bupati Tangerang Pemimpin Ugal-Ugalan

Endang Suherman mengaku telah melakukan musyawarah terkait keributan yang terjadi di Pasar Sentiong tersebut pada Jumat, (10/5/2024) sore.

Kedua belah pihak telah dipertemukan. Pada pertemuan itu juga menghadirkan unsur kepolisian, TNI, perangkat desa dan pengelola pasar.

“Yani dan Lotot sudah bermaafan. Hanya masalah biasa,” katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang, Hari Mahardika menegaskan, pihaknya tidak mengelola sampah Pasar Sentiong.

Namun saat pasca keributan, kata dia, pihaknya turut melakukan pembersihan sampah karena berdasarkan instruksi pimpinannya.

“Bukan (pengelola sampah), tapi tadi karena atensi pimpinan kami (ikut) bereskan,” katanya.(Deri/Dif)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *