KABUPATEN TANGERANG, REDAKSI24.COM – Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Tangerang, Banten bakal menggandeng tim dari perguruan tinggi untuk meendata potensi pendapatan asli daerah (PAD) 19 pasar yang dikelola Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Niaga Kerta Raharja (NKR).
Kepala Bapenda Kabupaten Tangerang, Slamet Budi Mulyanto mengatakan, hal itu dilakukan karena pendapatan retribusi PD Pasar NKR yang disumbangkan ke kas daerah dinilai sangat kecil, hanya Rp400 juta pertahunya.
Sedangkan menurutnya, berdasarkan potensi yang ada, seharusnya pendapatan retribusi Perumda Pasar NKR bisa lebih dari Rp3 Miliar.
“Kami juga sudah meminta tim independen untuk melakuka pendataan terhadap potensi yang ada di Kabupaten Tangerang. Misalnya pasar, jadi kami gali potensinya, dengan target Rp400 juta terlalu kecil atau memang wajar, nanti kami liat potensinya,” kata Budi kepada wartawan, Rabu (14/9/2022).
Kemudian Budi membandingkan di daerah tetangga, misalnya Pandeglang, yang memiliki 12 pasar tradisional di bawah naungan PD Pasar bisa menyumbangkan Rp3,2 Miliar per tahunnya ke kas daerah.
“Seharusnya (Perumda Pasar NKR Kabupaten Tangerang bisa lebih dari itu. Setiap tahunnya targetnya hanya Rp 400 juta, harusnya bisa lebih,” cetusnya.
BACA JUGA: Pengelola Kebersihan Pasar Curug Sebut Ada Kebocoran PAD di Perumda Pasar NKR
Untuk itu lanjut Budi, pihaknya turut mencatat BUMD mana saja yang targetnya tidak relevan dengan potensi yang ada, sebagai bahan evaluasi. Dimana hal tersebut juga telah dibahas bersama OPD-OPD yang mengelola retribusi.
Dengan evaluasi tersebut, Budi berharap, kedepannya ada peningkatan pendapatan dari retribusi yang ada. Karena Pemkab Tangerang membutuhkan anggaran besar untuk menjalankan program pembangunan daerah.
“Kami berharap bisa meningkatkan retribusi-retribusi,” ujarnya.
Kemudian terkait PAD yang bersumber dari retribusi pasar, salah satu Kepala Pengelola Pasar Tradisional Muhidin mengatakan, untuk retribusi di Pasar Cisoka perharinya Rp10.000 yang terdiri dari lima titik retribusi, diantaranya kemanan, Sampah, Angkutan Sampah (mobil), Listrik, dan Air.
“Keamanan Rp2000, Sampah Rp 2000, Angkutan Sampah Rp 2000, Listrik Rp 2000, Air Rp2000. total Rp 10.000 per harinya,” jelasnya.
BACA JUGA: Belum Jelas Legalitasnya, Perumda Pasar NKR Belum Mau Kelola Pasar Jambe
Muhidin mengungkap, berdasarkan data yang ada jumlah pedagang yang aktif di Pasar Tradisional Cisoka sebanyak 300 pedagang. Hitungan kotornya dalam satu hari bisa mendapatkan retribusi yang didapat sebesar Rp 3.000.000.
Sehingga, lanjutnya apabila dihitung perbulan atau 30 hari, maka pendapatan retribusi dari Pasar Tradisional Cisoka bisa mencapai Rp 90 juta setiap bulannya, dan dalam waktu satu tahun bisa mencapai Rp 1,080,000,000 Miliar.
“Jumlah pedagang yang ada didata dan yang aktif sebanyak 300 pedagang, jadi kalau dikalikan perharinya Rp 3 juta. Kalau pendapatan dalam waktu satu tahun terkadang tidak pasti juga, karena kadang ada yang dagang ada juga yang tidak,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PD Pasar Niaga Kertaraharja Kabupaten Tangerang, Finny Widiyanti belum dapat memberikan komentar apapun ketika dihubungi oleh awak media.(NKR)
Hal itu diungkap usai dirinya terlibat cekcok dengan Direktur Operasional Perumda Pasar Niaga Kereta Raharja (NKR), Ashari Asmat terkait tumpukan sampah di depan pasar Curug, pada, Minggu, (11/9/2022).
“Saya kesal uang yang selama ini disetrokan kemana, tempat pembuangan sampah (TPS) rusak saya terus yang betulin,” kata Tudi kepada wartawan, Senin (12/9/2022).
BACA JUGA: Perumda Pasar NKR Diminta Lelang Ulang Pasar Sentiong
Tudi atau biasa disapa BosDom, mengatakan, dugaan pungli itu dilakukan oleh PD pasar kepada sekitar kurang lebih seribu pedagang di pasar Curug.
Bosdom mengungkap, sebagai pengelola kebersihan diluar dari tubuh Perumda Pasar, ia mengaku kerap menyetorkan sejumlah uang langsung ke rekening BUMD tersebut dari hasil pungutan biaya kebersihan para pedagang.
“Kami tiap bulan itu setor ke Perumda NKR, ada ko bukti transfer nya,” ucap BosDom
Ia merinci, untuk uang kebersihan yang harus disetrokan olehnya sebesar Rp. 11. 250.000 per bulannya. Jika di total untuk pendapatan pungutan dari kebersihan yang ia setorkan ke PD pasar NKR per tahunnya mencapai Rp. 135.000.000.
Selain itu, lanjutnya, ia juga menyetorkan biaya dari hasil bongkar muat barang pada bulan lalu mencapai Rp. 6.000.000 dengan rincian tiap kali biaya bongkar muat para pedangan sebesar Rp. 60.000.
“Itu baru dari uang yang saya setorkan ke mereka, kalau yang resmi kwitansi dari PD Pasar seperti retribusi lapak, keamanan dan sebagainya, bisa milyaran itu,” jelasnya.
Tidak hanya itu, lanjutnya, kecurangan lain juga diduga dilakukan oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik pemerintah Kabupaten Tangerang. Yakni berupa penggelembungan tagihan pada uang retribusi kios,listrik. Belum lagi katanya, kepada pedagang-pedagang liar di sekitar pasar.
“Kalau listrik ditagih, misal tagihan 25 juta nanti sama mereka di markup. Diluar pasar pun pedagang kaki lima dipungut oleh mereka,” tandasnya.
Sementara itu, Direktur Operasional Perumda Pasar Niaga Kerta Raharja, Ashari Asmat saat dihubungi Redaksi24.com, hingga pukul 19.30 Wib, masih enggan menjawab pertanyaan seputar masalah itu. (Deri/Difa)