KABUPATEN TANGERANG, REDAKSI24.COM – Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang, Banten, memprediksi angka kemiskinan di daerah seribu industri ini akan kembali meningkat menyusul naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang ditetapkan pemerintah pusat.
Kepala BPS Kabupaten Tangerang, Husin Maulana mengatakan, prediksi itu disebabkan pemulihan pertumbuhan ekonomi masyarakat paska pandemi Covid-19 yang baru saja berjalan, kini kembali tersendat akibat dari naiknya harga BBM.
“Kalau survey itu dilakukan saat ini juga, ya jelas pasti naik angka kemiskinan,” kata Husin kepada Redaksi24.com, Selasa (6/9/2022).
Husin menjelaskan, prediksi meningkatnya angka kemiskinan itu, dilihat dari dampak yang ditimbulkan dari kebijakan pemerintah ini, yaitu Inflasi yang memicu harga sejumlah kebutuhan pokok meroket.
BACA JUGA: Angkot di Kabupaten Tangerang Mulai Naikkan Tarif
Untuk itu, menurut Husin, yang dapat menahan laju inflasi ini ialah pemerintah harus segera mengucurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat secara merata.
“Ya kalau dilihat dari dampak kebijakan ini tentunya inflasi yang perlu segera diantisipasi oleh bantuan sosial kepada masyarakat,” katanya.
Husin mengungkap, saat ini angka penduduk miskin di Kabupaten Tangerang bertambah 272 ribu orang atau sekitar 7,12 persen dari total jumlah penduduk yang ada. Peningkatan angka kemiskinan tersebut merupakan hasil sensus pada Maret tahun 2022.
“BPS mencatat 6,23 persen dan mengalami kenaikan di tahun ini mencapai 7,12 persen warga Kabupaten Tangerang berada dibawah rata-rata alias miskin,” jelasnya.
Menurutnya, peningkatan angka kemiskinan tersebut dilihat dari penghasilan masyarakat yang rendah dengan pendapatan perkapita senilai Rp545 ribu, dan itu dikategorikan sebagai warga miskin.
BACA JUGA: Satpol PP Kabupaten Tangerang Jaring Badut, Anak Punk dan Pengemis
Seperti contoh, jika dalam satu keluarga terdapat empat orang, dan yang bekerja hanya satu orang saja dengan penghasilan sekitar Rp2 juta perbulan, itu dapat dikategorikan sebagai keluarga miskin. Karena bila dihitung per kapita berada di bawah rata-rata.
“Hasil sensus kami, rata-rata pendapatan perkapita yang berada di bawah rata-rata yakni Rp545 ribu tersebut mencapai 272 ribuan,” cetusnya.
Ia menyebutkan, dari total jumlah penduduk Kabupaten Tangerang yang mencapai 3,1 juta jiwa tersebut ini tentu saja ada perbedaan dengan jumlah catatan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tangerang dengan perbedaannya sekitar 10 ribuan.
Selain itu, lanjut dia, bila dibandingkan dengan daerah lain di Banten, secara prosentase Pandeglang dan Lebak yang menempati posisi tertinggi warga termiskin. Namun secara jumlah penduduk Kabupaten Tangerang masih tetap tertinggi.
“Pandeglang itu secara prosentase memang tertinggi yakni 10,72 persen, tapi karena penduduknya hanya 1 jutaan, secara jumlah Pandeglang lebih sedikit. Demikian juga dengan Kabupaten Lebak,” jelasnya.
BACA JUGA: KPU Kabupaten Tangerang Proses 6 Kades Parpol
Sementara itu, Bupati Tangerang A Zaki Iskandar mengaku, telah melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait sejak pekan lalu guna mengantisipasi inflasi akibat kenaikan harga BBM.
“Sudah dari minggu lalu, sudah ada perhitungannya, mudah-mudahan bisa teratasi,” singkatnya.
Namun, Zaki tidak menjelaskan detail terkait langkah kebijakan seperti apa yang nantinya diambil oleh pemerintah daerah atas ini, Ia pun hanya menyebutkan terkait BLT BBM pihaknya masih menunggu instruksi dari pusat.
Terlebih, kata Zaki, dalam penyalurannya harus dipersiapkan dengan matang sehingga bisa tepat sasaran. Kemudian ia menghimbau kepada masyarakat tidak perlu panik, sebab kebijakan yang diambil pemerintah ini sudah jelas perhitungannya dan tidak akan membebani masyarakat.
“Datanya harus lengkap dulu, mana masyarakat miskin, mana masyarakat miskin ekstrim,” tandasnya.(Deri/Difa)