KALIMANTAN UTARA, REDAKSI24.COM– Anggota Komisi VI DPR RI, Ananta Wahana memberikan apresiasi terhadap kinerja empat BUMN yang menjadi mitra kerja, meski dengan beberapa catatan.
Keempat perusahaan pelat merah itu adalah BRI, Pegadaian, Telkom, dan Permodalan Nasional Madani (PNM).
Menurut Ananta, catatan disampaikan kepada empat BUMN itu berdasarkan hasil tangkap aspirasi masyarakat, saat dia melakukan reses perseorangan di daerah pemilihan (Dapil) yaitu wilayah Banten.
“Saya apresiasi kinerja BUMN ini. Kendati memang ada beberapa persoalan di lapangan saat saya reses di wilayah Banten yang menjadi catatan atau perlu saya pertanyakan,” ungkap Ananta Wahana saat kegiatan Kunjungan Reses Komisi VI DPR RI dengan BRI, Pegadaian, Telkom, dan PNM, bertempat di Hotel Swiss Bel Tarakan, Kalimantan Utara, Senin (8/8/2022).
Lebih lanjut Ananta menyampaikan, bahwa apresiasi diberikan kepada BRI sebagai banknya wong cilik, wong ndeso atas penyaluran KUR yang relatif tinggi persentasenya.
“Tapi saya dengar di Banten belum mencapai target,” katanya.
Kemudian persoalan di lapangan yang ditemukan adalah banyak UMKM yang tidak bankcable tidak bisa mengakses yang akhirnya terjebak pada rentenier yang lebih mudah.
Lalu petani dan nelayan kecil banyak yang tidak punya izin usaha, dan Permen KKP 58/2020 tentang Usaha Perikanan Tangkap mengecualikan izin usaha, dan kebijakan Menko Perekonomian juga mempermudah kredit.
“Kaitan kredit pangan bagaimana? Apakah ada kelunakan persyaratannya, kira-kira bagaimana?,” tanyanya.
Untuk Pegadaian, Ananta menyebut, dengan mottonya “menyelesaikan masalah tanpa masalah” namun sering kali petani kelebihan suplai produk sehingga harganya anjlok.
BACA JUGA: Komisi VI DPR RI: Penunjukan Komisaris BUMN Kewenangan Pemegang Saham
Kaitan dengan program tabungan emas online, apakah mungkin Pegadaian menaBung hasil para petani melalui program yang barangkali bila memungkinkan berkolaborasi dengan BRI atau Bulog yang sesama BUMN.
“Biar dengan cara ini petani bisa menabung dan menyelamatkan hasilnya dari busuk, dan lain-lainnya,” ujarnya.
Terkait PNM, Ananta menyampaikan apresiasi lantaran bisa menjadi “obat mujarab” dalam pemulihan ekonomi terutama bagi masyarakat miskin pasca periode pandemi maupun saat menghadapi krisis global.
“Metodenya pas untuk masyarakat yang mengajarkan solidaritas dan kegotongroyongan,” lanjutnya.
Menurut Ananta, di kabupaten dan Kota Tangerang nasabah PNM mencapai 170 ribu, dan di Banten Barat dengan wilayah 5 kab/kota nasabahnya hampir 150 ribu.
Ananta mengusulkan agar wilayah Banten Barat terus digenjot lagi biar nasabahnya lebih besar lagi. Karena di wilayah itu kemiskinannya jauh lebih tinggi dibanding Tangerang.
Kemudian kebijakan PNM harus terprogram ikut mengatasi kemiskinan mutlak. Maksudnya istri-istri nelayan dan petani miskin harus diprioritaskan.
“Karena berdasarkan data justru keluarga yang paling marginal itu sangat kurang disentuh. Dan agar PNM memperhatikan AO (account officer) sebagai ujung tombak terdepan perusahaan,” katanya.
BACA JUGA: Komisi VI DPR RI Minta Pertamina Kurangi Ketergantungan Impor
Sementara untuk Telkomsel, Ananta Wahana menyampaikan apresiasi lantaran saat pandemi kehadiran perusahaan BUMN itu sangat dirasakan rakyat.
Ananta menyebut, bahwa dulu Telkom waktu masih Perumtel punya proyek Satelit Palapa. Yaitu nama dari sumpah Gajah Mada yang memiliki tekad untuk menyatukan nusantara.
Begitu juga nilai dan semangatnya Telkomsel, menyatukan nusantara dengan komunikasi dan digitalisasi.
Kendati demikian, kata Ananta, berdasarkan temuan di lapangan saat reses, di daerah Ciomas Serang dekat sekali dengan Ibu Kota Provinsi Banten susah sinyal dan internet.
BACA JUGA: Anggota Komisi VI DPR Ananta Wahana Salurkan Ribuan Paket Sembako
Kemudian di Menes apalagi daerah Sumur Pandeglang. Belum lagi Bayah Lebak akan lebih susah lagi sinyal.
“Kapan Telkomsel akan menyelesaikan persoalan blank spot untuk daerah-daerah itu, dan wilayah-wilayah dekat pertumbuhan ekonomi. Apalagi di daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal,” imbuhnya.
Ananta berharap Kunjungan Reses Komisi VI DPR RI ini bisa memberikan jawaban maupun solusi atas catatan dari temuan dalam reses perorangan di Dapil.
Sementara itu, menanggapi persoalan tersebut, Direktur Jaringan & Layanan BRI, Andrijanto mengatakan, bahwa pelaku UMKM untuk mendapatkan KUR dari BRI sangat mudah.
“Sepanjang ketentuan yang menjadi persyaratan dapat dipenuhi,” katanya.
Menurut Andrijanto, yang menjadi ketentuan syarat yang harus dipenuhi pelaku UMKM yaitu diantaranya nomor induk kependudukan (NIK), dan nomor pokok wajib pajak atau NPWP.
“Dengan syarat NIK dan NPWP itu dipermudah prosesnya,” imbuhnya. Apalagi, kata dia, kalau pelaku UMKM sudah memiliki NIB atau nomor induk berusaha yaitu identitas pelaku usaha yang diterbitkan oleh lembaga OSS.
“Nah kalau punya NIB, prosesnya cukup cepat,” ujarnya.
Direktur Jaringan, Operasi & Penjualan Pegadaian, Eka Pebriansyah menyampaikan, bahwa soal Pegadaian bisa menampung hasil produksi petani, pihaknya masih akan mengkaji karena terkait dengan peraturan gadai.
“Tapi menarik bisa dikaji karena ada BUMN holding pangan. Dulu pernah gadai gabah ditempatkan di Gudang Pegadaian sampai rusak,” ungkapnya.
Dirut Telkomsel, Hendri Mulya Syam menanggapi, bahwa terkait soal blank spot atau kondisi di mana suatu tempat tidak tersentuh atau tidak dilingkupi oleh sinyal komunikasi, dia berjanji akan segera menyelesaikannya.
“Mohon titiknya disampaikan secara rinci, termasuk di sharelock titik koordinatnya,” katanya.
Sementara Dirut PNM, Arief Mulyadi memberi tanggapan, bahwa apa yang menjadi catatan tersebut akan segera diprioritaskan.
Terkait soal kesejahteraan AO atau account officer, menurut Arief, semuanya sudah difasilitasi dengan berbagai jaminan ketenagakerjaan.
“Untuk AO ini, kita sudah fasilitasi semuanya, yaitu dengan Jamsostek komplit. Bahkan kami berikan beasiswa bagi pendidikannya,” ungkapnya.
Diketahui, dalam Rapat Kunjungan Reses Komisi VI DPR RI itu dipimpin Dedi Sitorus Anggota DPR RI Dapil Kalimantan Utara, dihadiri Dirut PNM Arief Mulyadi, Dirut Telkomsel Hendri Mulya Syam, Direktur Jaringan, Operasi & Penjualan Pegadaian Eka Pebriansyah, dan Direktur Jaringan & Layanan BRI Andrijanto.(Aan)